Studi: Kemeja Putih Hasilkan Emisi Karbon yang sama dengan Kendara Mobil Sejauh 35 Mil

Senin, 27 Januari 2020 - 19:15 WIB
Studi: Kemeja Putih...
Studi: Kemeja Putih Hasilkan Emisi Karbon yang sama dengan Kendara Mobil Sejauh 35 Mil
A A A
JAKARTA - Sebuah studi baru yang dirilis oleh badan amal kemiskinan global Oxfam telah menyoroti dampak negatif fast fashion terhadap lingkungan dan jumlah orang yang mengabaikannya.

Konsep budaya fast fashion -yaitu membeli pakaian murah dan memakainya beberapa kali kemudian dibuang- telah mendapatkan perhatian khusus dalam beberapa tahun terakhir.

Dilansir dari laman Independent.co.uk, pada 2016 diperkirakan 1.130.000 ton pakaian dibeli di Inggris. Jumlah ini meningkat 565% dibandingkan empat tahun sebelumnya.

Berdasarkan studi tersebut ditemukan bahwa sering membeli pakaian baru dapat meninggalkan jejak karbon di bumi gara-gara jumlah pakaian yang dikirim ke TPA serta emisi karbon yang dihasilkan ketika pakaian-pakaian itu diangkut ke seluruh dunia.

Menurut survei terhadap 1.000 warga Inggris yang ditugaskan oleh Oxfam dan dilakukan oleh OnePoll, lebih dari 50% populasi tidak menyadari bahwa fast fashion memiliki efek negatif terhadap lingkungan. Bahkan tiga dari 10 orang yang disurvei menyatakan terkejut saat tahu sejauh mana fast fashion bisa merusak planet ini, namun tidak mau mengubah kebiasaan berbelanja mereka.

Sementara itu, satu dari 10 orang mengatakan, tidak terganggu sedikit pun dengan dampak kebiasaan belanja mereka terhadap dunia.

Selain survei yang dilakukan pada Agustus lalu, Oxfam juga mengumpulkan statistik mengenai biaya lingkungan dari fast fashion berdasarkan data yang sudah ada sebelumnya.

Menggunakan statistik dari laporan Wrap 2016 berjudul Menilai Pakaian Kami: Biaya Mode Inggris, tim peneliti Oxfam menemukan bahwa membeli satu kemeja katun baru yang 100% putih dengan berat sekitar 220 gram dapat menghasilkan jumlah emisi karbon yang sama dengan mengendarai mobil sejauh 35 mil.

Para peneliti juga menyebutkan, pakaian baru yang dibeli di Inggris menghasilkan lebih banyak emisi karbon per menit daripada mengendarai mobil mengelilingi bumi selama enam kali.

Sementara pada September lalu, Oxfam meluncurkan kampanye Tangan Kedua, sebuah inisiatif di mana organisasi itu mendorong pembeli untuk menahan diri dari keinginan membeli sesuatu yang baru selama sebulan.

Danny Sriskandarajah, kepala eksekutif Oxfam GB, menekankan pentingnya mengambil tindakan terhadap kerusakan lingkungan dengan menghindari budaya fast fashion.

"Fakta-fakta mengejutkan tentang dampak mode pada planet ini dan orang-orang termiskin di dunia harus membuat kita semua berpikir dua kali sebelum membeli sesuatu yang baru untuk dipakai," kata Sriskandarajah.

"Sebagai konsumen, ini adalah kekuatan kita untuk membuat perbedaan nyata. Membeli pakaian bekas membantu memperlambat siklus fast fashion yang menyeramkan," tandasnya.
(tsa)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1374 seconds (0.1#10.140)